Labels

Senin, 30 Juli 2012

Tingkah Laku Anak Mencerminkan Cara Mendidik Orangtua


Pernah dengar istilah : buah jatuh tak jauh dari pohonnya? Yg kalau diartikan, sifat anak tidak akan jauh beda dari orangtuanya.
Kalau anak suka memukul, biasanya ia sering dipukul. Kalau anak suka teriak2 dan bicara kasar, biasanya ortunya juga begitu.
Kalau anak rapih, kemungkinan besar ortunya juga rapih.
Mengapa begitu? Karena anak cenderung meniru ortunya. So, be careful with what you say & do.

Sy mau memperkenalkan istilah lain, pohon akan ketahuan pohon apa dari buahnya. Yg artinya: dari tingkah laku anak, akan ketahuan cara si ortu mendidik.
-Anak yang sopan, mandiri, dapat diberi pengertian berarti ortunya mendidik dgn disiplin dan kasih sayang yg baik.
-Anak yg 'semau gue', suka marah bila tdk dituruti keinginannya, destruktif alias suka melempar dan menghancurkan barang apabila marah, yah, anda nilai sendiri bagaimana cara ortu tsb mendidik anak itu, atau malah mungkin tidak dididik dan dibiarkan saja semau anak.
-Anak yg apatis, cuek, tidak semangat, tidak PD, berarti ortunya kurang memperhatikan dia, jarang atau bahkan tidak pernah dipuji dan diberi encouragement.

Nah, anda ingin anak anda tumbuh menjadi sprt apa, tentu itu tergantung pada anda. Sy sudah liat banyak sekali kasus2 dmn anak terlalu dimanja, serba dilayani, tidak pernah diberi batasan, tumbuh jd anak yg tidak bisa apa2, sangat dependent, seringnya destruktif, dan semau gue.
Sekali lirik, sy sudah bisa mengetahui kalau si ortu adl tipe 'kalahan'. Alias tidak bisa mengontrol anak, dan memberikan apa saja yg diinginkan si anak.

Masalahnya agak susah untuk meng-edukasi ortu2 ini. Kalau diundang seminar, datang terlambat, atau bahkan tidak datang. Sy tau sih, mereka2 ini sibuk, tapi for the sake of your kids, can't you spare your time???
Maka bisa dipastikan, ortu2 yg model sprt ini, anaknya akan sulit atau lambat berkembang dan mengalami kemajuan.

Beberapa tips dlm mendisiplinkan anak:
1. Be clear
Komunikasikan nilai2 dan peraturan yg penting utk anda. Misal, mrk harus merapikan mainan stlh selesai main, atau bicara dgn sopan. Tekankan hal ini pada anak.
2. Tell the consequences + reward
Beritahu apa konsekuensinya, kalau anak melanggar peraturan anda. Dan apa reward nya, kalau mereka melakukan yg diminta.
3. Be strict & consistent
Apabila anda sudah membuat peraturan agar anak harus membereskan mainan, maka itulah yg harus anda terapkan, no matter what. Pernah suatu ketika anak sy menolak utk merapikan mainan, dgn segenap perjuangan ia marah, menangis, dsb. Sy baru pulang kerja, sy capek. Lebih cepat kalau sy beresin sndr. Tapi sy tetap memintanya utk merapikan. Apabila saat itu sy membiarkan dia, maka dijamin, besok2 dia akan menggunakan upaya yg sama utk menghindari kewajibannya. Karena ia akan berpikir, oh, hari ini rapikan, besok tidak, nggapapa tuh.  
4. Use positive encouragement + reconstruction
Drpd anda bilang: jangan nakal.
Lebih baik anda bilang: ayo, jadi anak yg baik ya.
Drpd : jangan berisik.
Lebih baik : ayo diam, yang tenang ya.

Semoga bermanfaat. Let's be better parents, to give better future for our kids.

Warmest regards,
Liana

For parenting tips on how to discipline your kids, please check my other article. 
www.liana-radicalhonesty.blogspot.com

Sifat Anak-anak yang Patut Ditiru



1. Bandel (Tahan Banting)
Coba anda perhatikan, anak2 yang baru belajar jalan atau anak2 pada umumnya. Bila mereka terpeleset, terbentur sesuatu hingga benjol, terjatuh dari kursi, t angga, dll. Mereka memang menangis, pada saat itu. Keesokan harinya, mereka seperti sudah lupa akan hal tersebut, dan kembali berlari-lari, memanjat kursi, dsb. Anak-anak tidak mengenal kata kapok dan menyerah.
Tapi, kita, baru mengalami sakit sedikit, gagal sedikit, sudah menyerah. Tidak mau mencoba lagi, bahkan cenderung pesimis.

2. Easy to Let Go & Adapt
Anak-anak, bila menangis karena terbentur, jatuh, atau sedih, mereka hanya menangis saat itu saja. Tidak mungkin menangisi hal yang sama keesokan harinya. Karena itulah, apabila ada anak yang sehat, lalu tiba-tiba tertimpa musibah, hingga salah satu anggota tubuh hilang (cacat) cenderung lebih mudah bertahan dibandingkan dengan orang dewasa. Because children simply adapt.  Mereka dapat menerima kondisi baru dengan cukup mudah dan beradaptasi dengan kondisi tersebut. Mereka juga tidak “dwell on past”. Yang sudah lewat, ya sudah lewat. Tidak diingat-ingat dan ditangisi lagi.
Kalau orang dewasa kena musibah atau masalah, disesali dan ditangisi bukan hanya berhari-hari, bahkan sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

3. Easy to Forgive
Lihatlah, kalau anak-anak bertengkar atau berkelahi.  Tidak lama kemudian, mereka sudah main bersama lagi. Pengalaman saya mengajar di berbagai tempat, paling lama 1 hari mereka bermusuhan. Besok pasti sudah main lagi. TIdak ada dendam. TIdak menyimpan rasa kesal.
Kalau kita? Kesal sama orang, dendam. Diingat ingat terus. 

Hidup akan terasa lebih mudah dan menyenangkan kalau kita bisa menyikapinya seperti anak-anak. Let’s learn to be more like them, tapi ditambah dengan kebijaksanaan dan wawasan.